mediaindonesia.com, Jumat, 4 Maret 2011 - Sekitar 10% dari 5.000 koleksi benda bersejarah yang ada di museum Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini rusak karena hampir dua tahun terakhir tidak terpelihara.
"Kita tidak dapat melakukan pemeliharaan benda-benda sejarah di dalam museum, karena dua tahun terakhir kita kesulitan biaya," kata Kepala Museum Sultra Munir Herman di Kendari, Jumat (4/3).
Menurut Munir, untuk memelihara 5.000 koleksi benda bersejarah di dalam museum itu,memerlukan dana sekitar Rp2 miliar per tahun. Namun sejauh ini, Museum Sultra belum pernah mendapat anggaran pemeliharaan benda-benda bersejarah, terutama dari APBN.
"Idealnya, perawatan benda bersejarah harus dilakukan setiap satu tahun sekali, sehingga benda koleksi yang ada terus awet dan tidak mudah rusak," katanya.
Munir berharap Pemerintah Provinsi Sultra dapat memberi perhatian terhadap pemeliharaan benda-benda bersejarah dengan mengalokasikan dana perawatan dalam APBD. "Koleksi yang rusak itu kami tetap pergunakan dan disimpan di gudang agar dapat diperbaiki kembali setelah ada dana pemelirahaan dari APBD," katanya.
Menurut Munir, tahun anggaran 2011 Museum Sultra mendapat biaya pemeliharaan dan pembersihan koleksi benda bersejarah melalui Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan Sultra.
"Selama pembersihan, museum tetap menerima kunjungan dan benda koleksi yang akan diperlihatkan kepada pengunjung hanya benda koleksi yang sudah dibersihkan," kata Munir tanpa merinci biaya pemeliharaan tersebut. (Ant/OL-01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar