Tak perlu membayar ongkos ke Belanda untuk berkunjung ke Museum Anne Frank. Kita cukup tour lewat situsnya untuk melihat seluk beluk tiga dimensi (3D) rumah si gadis yang bersejarah.
Kisah hidup Anne Frank memang dramatis. Ia adalah seorang perempuan kaum Yahudi yang menulis sebuah buku harian ketika bersembunyi bersama keluarga dan empat temannya di Amsterdam, semasa pendudukan Nazi di Belanda pada Perang Dunia II.
Secara umum, sebetulnya tidak mudah membuat orang mau datang ke museum. Kalau melihat hitungan Bappenas, orang Indonesia yang mau mengunjungi sepanjang 2006 sampai 2008 malah berkurang sebanyak 8,3%.
Mengurangi ongkos masuk tak bisa lantas bisa jadi solusi yang baik. Ini misalnya belajar dari upaya pemerintah Inggris menggratiskan tiket masuk, yang hasilnya hanya menyebabkan pengunjung lama datang lebih sering ke museum, tak menambah semangat orang baru datang ke sana.
Di zaman serba kompetisi, satu-satunya cara menarik orang datang ke museum adalah dengan upaya kreatif. Dan seluruh promosi kreatif terbaik berawal dari upaya keras untuk mengerti apa keinginan masyarakat tentang museum itu sendiri.
Dalam Tahun Kunjung Museum 2010 ini, rasanya, kita perlu meniru semangat promosi kreatif museum Anne Frank untuk lebih menguasai perhatian dunia tentang sejarah Indonesia. Termasuk lewat website museum yang mantap.
lihat selengkapnya di sini
(terima kasih untuk senangs.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar